Translate

Selasa, 26 November 2013

Permainan Tradisional sebagai Media Pembelajaran BIPA



Permainan tradisional merupakan warisan budaya yang dewasa ini semakin tertinggalkan oleh budaya global. Tanpa kita sadari, hal itu justru menjadi salah satu titik tolak kita sebagai bangsa Indonesia dengan budaya ala Indonesia. Permainan tradisional mengandung beberapa aktivitas dan nilai-nilai bangsa seperti kebersamaan, kooperatif, sportivitas, ketangkasan, dan lain-lain. Permainan tradisional ini sangat beragam jenisnya di Indonesia, sesuai dengan daerah masing-masing.
Pembelajaran BIPA jika dikaitkan dengan pembelajaran budaya tentu saja merupakan nilai tambahan tersendiri. Belajar bahasa juga merupakan belajar budaya, begitu juga sebaliknya. Semakin erat pembelajaran BIPA dengan apa yang terjadi dengan kenyataan di Indonesia maka semakin cepat pula mempelajari bahasa tersebut seperti halnya belajar dengan metode “Immertions”.

Pembelajaran BIPA dengan Media KERETA BUTA
                Kereta Buta adalah adaptasi dari permainan tradisional yang ada di masyarakat di Indonesia yang biasanya di Jawa disebut “sepur-sepuran”. Dalam pembelajaran BIPA permainan ini bisa difungsikan sebagai media pemebalajaran khususnya untuk topik arah dan lokasi, produksi kata atau kalimat kelas beginning.

Langkah pertama;
                Seperti halnya pembelajaran bahasa Indonesia pada awalnya adalah kegiatan apersepsi dan penjajakan sejauh mana pembelajar mengetahui topik arah dan lokasi. Jika hal itu sudah terpetakan maka pengajar dapat memberi informasi tentang arah dan lokasi dengan memperagakan langsung di kelas. Contoh; kanan, kiri, depan, belakang, balik, samping, atas, bawah, maju, mundur, dan lain-lain.

Langkah Inti;
                Pada langkah ini pembelajar sudah tau tentang istilah atau kata teknis tentang arah dan lokasi. Pembelajar dibagi dalam kelompok, satu kelompok maksimal 5 orang. Setiap kelompok punya 1 orang pemandu dan 4 orang sebagai kereta. 4 orang tersebut memegang pundak teman masing-masing membentuk kereta. Teman paling depan ditutup matanya dengan kain. Tugas pemandu adalah memberi instruksi yang dia dapatkan dari kartu peran. *Kartu peran adalah kartu yang dibuat oleh guru yang berisi instruksi tentang langkah-langkah menuju suatu tempat. Contoh; Anda harus jalan ke kiri 3 langkah, maju 10 langkah, balik kanan, maju 5 langkah, dan lain-lain. Begitu seterusnya kegiatan ini dilakukan dan saling bergantian menjadi pemandu antara satu dengan yang lain. Langkah yang lain bisa juga dilakukan dengan menuju suatu tempat yang ada di peta atau denah kampus atau sekolah.

Langkah lanjutan;
                Pada langkah ini pembelajar diminta memberi umpan balik apa yang sudah didapatkan dan bagaimana kegiatan hari ini berlangsung. Jika ada yang ingin ditanyakan guru bisa memberi evaluasi tembahan terhadap materi dan kemampuan pembelajar. Setelah itu pembelajar diminta untuk menggambarkan suatu peta atau denah sutu tmpat contohnya rumah kos ke kampus dan sebaliknya, mall ke kampus dan sebaliknya kemudian mereka harus menjelaskan apa saja yang ada di peta itu. Bisa juga guru memberikan peta dan pembelajar mencari rute tercepat untuk mencari suatu tempat.

                Demikian pembelajaran BIPA kelas beginning dengan media permainan tradisional. Jika Anda mempunyai pendapat yang lain dengan media ini Anda bisa menambahkan aktivitas sendiri sesuai dengan tujuan pembelajaran yang Anda lakukan. Jaya terus Bahasa Indonesia, Go International!


2 komentar:

  1. Salam BIPA!
    Bagus sekali menggunakan permainan tradisional untuk media pembelajaran, menarik idenya. Ayo kita gali kearifan lokal untuk menginternasionalkan bahasa Indonesia, semangat!

    BalasHapus
  2. Salam BIPA! menurut hemat saya sangat potensial jika kebudayaan atau pun kearifan lokal bisa diangkat sebagai media pembelajaran bahasa seperti halnya pembelajaran BIPA. Semoga bermanfaat, salam semangat.

    BalasHapus